Di Indonesia, pada umum, kita sudah lama
mengutamakan pengetahuan, yang dipercaya adalah indikator kecerdasan bangsa.
Tetapi selama beberapa tahun terakhir ini kita sudah terpaksa menghadapi
beberapa isu yang mengancam perkembangan negara kita termasuk Jumlah
Pengangguran, Lulusan Kita Kurang Kreatif, Inovatif, dan Tidak dapat Mandiri,
dan isu-isu seperti Moral dan Karakter Bangsa - yang hanya dapat diatasi oleh
pendidikan yang Holistik, Relevan dan Berarti.
Kita sudah membaca banyak informasi dari luar negeri mengenai konsep
"Knowledge-Based" Society yang diterjemahkan menjadi Society
"yang Berbasis-Pengetahuan". Tetapi pengetahuan saja, tanpa
pikiran kritis, kemampuan analisis, sintesis, inovasi, dan kreativitas, dll.
yang dikembangkan oleh pendidikan yang bermutu jelas tidak dapat mencapai bangsa yang cerdas.
Kita sepertinya tidak memperhatikan faktor utama di negara-negara lain yang
mendukung konsep "Knowledge-Based Society", yaitu, mereka terus
melaksanakan metodologi pembelajaran yang mengajak dan mengembangkan bangsa
yang cerdas dan mampu menggunakan "knowledge" secara efektif, yaitu
"Pembelajaran-Aktif dan Kontekstual" (PAKEM), yang adalah
fondasi perkembangan SDM (manusia yang berkualitas, yang diberdayakan
oleh pendidikan yang "Holistik dan Relevan"
Kita sudah puluhan tahun menyaksikan bahwa program-program berbasis pelatihan
guru di luar Madrasah-nya gagal meningkatkan kemampuan guru secara signifikan (sampai
mutu pendidikan kita sudah menjadi krisis). Mengapa begini? Isu utama
adalah motivasi guru untuk ikut program-program pelatihan begini (pada
umum) adalah ekstrinsik (misalnya tinggal di hotel mewah,
makanan disediakan, juga insentif ekstrinsik yang lain-lain), bukan
motivasi yang intrinsik yang mengutamakan profesionalisme. Juga
seringkali guru-guru yang ikut kegiatan di luar Madrasah bukan guru yang terbaik
atau mampu untuk mengimplementasikan perubahan (Change) dan gagal.
Isu kedua adalah kebudayaan di Madrasah guru-nya sendiri yang seringkali tidak
mendukung perubahan (kemajuan), jadi setelah program pelatihan
sudah selesai mereka kembali ke Madrasah tempat bertugas dan terus melaksanakan pembelajaran
sesuai kebudayaan Madrasah (tanpa kemajuan).
Kami sangat mengerti bahwa "kita dapat mengantar kuda ke sungai,
tetapi kita tidak dapat memaksakan kuda-nya minum". Jadi supaya kita
adalah hemat dan efisien anggaran dan SDM kita, kita akan terfokus kepada Madrasah-Madrasah
yang ingin mengarah ke Madrasah Berstatus "Madrasah Berkualitas".
Tidak ada komentar :
Posting Komentar